Mitos dan Fakta tentang Penyakit Mental yang Tidak Bisa Mengontrol Emosi
Pada zaman sekarang, stigma terhadap penyakit mental masih sangat kuat. Salah satu penyakit mental yang sering disalahpahami adalah gangguan emosi yang membuat penderitanya sulit mengontrol perasaannya. Namun, sebenarnya ada banyak mitos dan fakta yang perlu kita ketahui tentang penyakit mental ini.
Mitos pertama yang sering muncul adalah bahwa orang dengan penyakit mental yang tidak bisa mengontrol emosi adalah lemah atau kurang beriman. Namun, menurut Dr. Aulia Rahmat, seorang psikiater dari RS Siloam, “Penyakit mental bukanlah akibat dari kelemahan atau kurang iman seseorang. Ini adalah gangguan kesehatan mental yang membutuhkan penanganan medis dan dukungan sosial.”
Fakta kedua adalah bahwa penyakit mental yang tidak bisa mengontrol emosi dapat dialami siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial. Dr. Fauzi, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa “Penyakit mental dapat terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang tampak bahagia dan sukses. Penting bagi kita untuk tidak menghakimi dan memberikan dukungan yang tepat kepada mereka yang membutuhkan.”
Mitos lain yang perlu dipecahkan adalah bahwa orang dengan penyakit mental yang tidak bisa mengontrol emosi selalu berbahaya atau tidak bisa diandalkan. Dr. Irfan, seorang ahli psikiatri, menegaskan bahwa “Banyak orang dengan penyakit mental bisa hidup normal dan produktif dengan pengobatan yang tepat. Mereka tidak pantas dicap sebagai tidak bisa diandalkan atau berbahaya.”
Fakta terakhir yang perlu kita pahami adalah bahwa penyakit mental bukanlah pilihan atau kelemahan seseorang. Menurut Dr. Dinda, seorang psikolog klinis, “Penyakit mental bisa dipicu oleh faktor genetik, lingkungan, atau kejadian traumatis. Penting bagi kita untuk lebih memahami dan memberikan dukungan kepada mereka yang mengalami gangguan emosi ini.”
Dengan memahami mitos dan fakta tentang penyakit mental yang tidak bisa mengontrol emosi, kita dapat menjadi lebih bijak dalam merespon dan mendukung orang-orang yang membutuhkan. Mari kita bersama-sama membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap kesehatan mental.