Apakah Anda pernah mendengar tentang penyakit mental skizofrenia? Jika belum, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk mengenal lebih dekat tentang penyakit yang satu ini. Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan mental yang sering kali disalahpahami oleh masyarakat.
Menurut dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, skizofrenia adalah penyakit mental yang ditandai dengan gangguan pada pikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Gejala skizofrenia bisa berupa halusinasi, waham, kesulitan berpikir, serta perubahan dalam pola tidur dan pola makan.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. Dr. Tjhin Wiguna, seorang pakar kesehatan mental dari Universitas Indonesia, beliau menyatakan bahwa skizofrenia bukanlah sebuah kutukan. “Skizofrenia adalah penyakit seperti halnya penyakit lainnya yang memerlukan diagnosis dan penanganan yang tepat,” ujarnya.
Penting bagi kita untuk tidak menganggap remeh gejala skizofrenia dan segera mencari bantuan medis jika memiliki gejala yang mencurigakan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi skizofrenia di Indonesia mencapai 1% dari populasi. Artinya, sekitar 2,6 juta orang di Indonesia menderita skizofrenia.
Salah satu tantangan dalam penanganan skizofrenia adalah stigma yang masih melekat di masyarakat. Menurut dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, stigma terhadap skizofrenia dapat menghambat proses pemulihan penderita. Oleh karena itu, edukasi tentang skizofrenia perlu terus dilakukan agar masyarakat lebih memahami dan memberikan dukungan kepada penderita.
Dalam penanganan skizofrenia, terapi obat dan terapi psikososial menjadi dua pendekatan yang umum digunakan. Prof. Dr. Tjhin Wiguna menekankan pentingnya kerjasama antara pasien, keluarga, dan tenaga medis dalam proses pemulihan. “Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting dalam membantu pasien mengelola gejala skizofrenia,” tambahnya.
Dengan mengenal lebih dekat tentang penyakit mental skizofrenia, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan membantu penderita skizofrenia untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Tjhin Wiguna, “Kita semua memiliki peran dalam memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, termasuk penderita skizofrenia.”