Penyakit mental seringkali masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan di masyarakat. Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa orang yang terlalu percaya diri tidak akan mengalami penyakit mental. Namun, apakah benar demikian?
Menurut psikolog klinis, Dr. Aria Pradana, mengungkapkan bahwa mitos ini sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. “Penyakit mental tidak memandang status sosial atau tingkat kepercayaan diri seseorang. Siapapun bisa mengalami gangguan mental, termasuk orang yang terlihat sangat percaya diri,” ujarnya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu percaya diri sebenarnya bisa menjadi tanda dari gangguan mental tertentu, seperti gangguan kepribadian narsistik. Psikolog terkenal, Dr. John M. Grohol, menyatakan bahwa orang yang terlalu percaya diri seringkali mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah emosional dan hubungan sosial.
Hal ini juga diperkuat dengan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa gangguan mental dapat terjadi pada siapa saja, tanpa terkecuali. Bahkan, orang-orang yang terlihat sangat percaya diri pun tidak luput dari risiko mengalami penyakit mental.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bahwa penyakit mental tidak bisa diukur dari tingkat kepercayaan diri seseorang. Sebaiknya, kita harus memberikan dukungan dan empati kepada siapapun yang mengalami gangguan mental, tanpa menghakimi berdasarkan penampilan atau tingkat kepercayaan diri mereka.
Jadi, mari bersama-sama membongkar mitos tentang penyakit mental terlalu percaya diri. Kita perlu lebih peduli dan memahami bahwa setiap orang berpotensi untuk mengalami gangguan mental, tanpa terkecuali. Yuk, jadikan lingkungan sekitar kita sebagai tempat yang aman dan mendukung bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah kesehatan mental.