Obsessive Compulsive Disorder (OCD) seringkali menjadi salah satu gangguan mental yang masih terjadi miskonsepsi di masyarakat luas. Sebagian orang masih percaya pada mitos-mitos seputar OCD tanpa memahami realita sebenarnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang gangguan mental ini agar tidak terjadi diskriminasi dan stigma terhadap penderita OCD.
Salah satu mitos yang sering muncul tentang OCD adalah bahwa penderita hanya perlu bersikap lebih rileks dan mengontrol diri. Padahal, OCD bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan sekadar bersikap lebih santai. Dr. Jeff Szymanski, seorang psikolog klinis dan direktur eksekutif dari International OCD Foundation, mengatakan bahwa OCD adalah “gangguan serius yang akan membutuhkan pengobatan yang tepat dan konsisten.”
Dr. Szymanski juga menekankan bahwa OCD bukanlah masalah kebersihan semata, melainkan sebuah gangguan yang melibatkan pola pikir dan perilaku yang berlebihan. Hal ini sejalan dengan realita bahwa OCD merupakan gangguan mental yang kompleks dan membutuhkan penanganan yang sesuai.
Selain itu, mitos lain tentang OCD adalah bahwa penderita hanya berpura-pura atau mencari perhatian. Dr. Jonathan Abramowitz, seorang ahli psikologi klinis dari University of North Carolina, menyatakan bahwa “orang dengan OCD tidak bisa mengontrol obsesi dan kompulsi mereka. Mereka tidak melakukannya untuk mencari perhatian, melainkan karena dorongan yang tidak bisa mereka kendalikan.”
Dengan memahami mitos dan realita tentang OCD, kita bisa lebih bijak dalam menyikapi dan mendukung penderita gangguan mental ini. Bukan dengan menyalahkan atau menghakimi, tetapi dengan memberikan dukungan dan pengertian. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Abramowitz, “Penting bagi kita untuk mendengarkan dan memahami pengalaman penderita OCD, bukan malah menyalahkan atau meremehkannya.”
Dengan demikian, mari bersama-sama memahami lebih dalam tentang OCD dan memerangi stigma serta diskriminasi terhadap penderita gangguan mental ini. Kita semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang mengalami OCD. Sebagai masyarakat yang peduli, mari kita bersama-sama membangun pemahaman yang lebih baik tentang gangguan mental ini.